Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Stunting

         Di Negara-negara berkembang masalah gizi merupakan suatu tantangan. Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Masalah gizi kurang, buruk dan balita pendek merupakan tantangan yang harus diatasi. Kurang gizi pada anak-anak dengan/tanpa sakit berulang, akan menyebabkan bentuk yang pendek pada usia dewasa. Hal ini membedakan anak dengan dewasa. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

ISBN: 978-623-5431-70-3

Referensi:

1. Nur Handayani Utami RM. MASALAH GIZI BALITA DAN HUBUNGANNYA DENGAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT. Masyarakat, Kesehat. 2019;42 (1):1–10.
2. Adriani Merryana vita kartika. POLA ASUH MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI JAWA TIMUR , JAWA TENGAH DAN KALIMANTAN TENGAH , TAHUN 2011 (Feeding Pattern for Under Five Children with Malnutrition Status in East Java , West Java , and Central Kalimantan , Year 2011 ). In: Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2013. p. 185–93.
3. Ambohamsah I, Amelia R. Modifikasi makanan untuk meningkatkan gizi balita di kabupaten polewali mandar. J Kesehat Kusuma Husada. 2021;94–102.
4. Kementerian Kesehatan RI Bekerjasama dengan Studi Status Gizi Indonesia. Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia Tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2021. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2021. 1–168 p.
5. Irianti B. FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN STATUS GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAIL PEKANBARU TAHUN 2016. Midwifery J |. 2018;3 (2):10–3.
6. Evi Lutviana IB. Jurnal Kesehatan Masyarakat. J Kesehat Masy. 2010;5 (2):138–44.
7. Yessie Finandita Pratiwi1 DIP. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG PADA IBU BALITA GIZI KURANG DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA. J Kesehat. 2017;10 (1):58–68.
8. Fitrah Ernawati, Mutiara Prihatini dan AY. THE PROFILE OF VEGETABLE - ANIMAL PROTEIN CONSUMPTION OF STUNTING AND UNDERWEIGHT CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD IN INDONESIA. Penelitian Gizi dan Makanan. 2016;39 (2):95–102.
9. Syifa Vaozia N. FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN (STUDI DI DESA MENDURAN KECAMATAN BRATI KABUPATEN GROBOGAN). J Natrition Collage. 2016;5 (4):314–20.
10. Oslida Martony, Dini Lestrina ZA. PEMBERDAYAAN IBU UNTUK PERBAIKAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP PENINGKATAN ASUPAN PROTEIN, KALSIUM, ZINK DAN Z-SCORE TINGGI BADAN MENURUT UMUR PADA ANAK STUNTING. J Keperawatan Silampari. 2020;3 (2):672–86.
11. Britany MN, Sumarni L. Pembuatan Teh Herbal Dari Daun Kelor Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Selama Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Limo. J UMJ. 2020;1–6.
12. Saputra A, Arfi F, Yulian M. LITERATURE REVIEW : ANALISIS FITOKIMIA DAN MANFAAT EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera ). 2020;2 (3):114–9.
13. Saputra RA, Santoso U, Heiriyani T, Wahdah R. The Miracle Tree : Manfaat Kelor Terhadap Kesehatan Masyarakat. J Pengabdi Inov Lahan Basah Unggul. 2021;1 (2):54–62.
14. Agung Diantoro, Muzaki Rohman, Ratna Budiarti HTP. PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa Oleifera L.) TERHADAP KUALITAS YOGHURT. Teknol Pangan. 2015;6 (2):59–66.
15. BPOM RI. Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah Untuk Pencapaian Gizi Seimbang. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2013;1–23.
16. Ribeiro N. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014. 2014;1–96.
17. Wongsonegoro MR KRMT. PEDOMAN Pelayanan GIZI snars. 2018;
18. Boli EB. ANALISIS KEBIJAKAN GIZI DALAM UPAYA PENANGANAN MASALAH GIZI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. J Komunitas Kesehat Masy. 2020;Volume 2 (1):23–30.
19. Masithoh E.R dan Kusumawati H. Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Dalam Implementasi Teknologi Pengolahan Sumber Karbohidrat Non Beras dan Penganekaragaman Pangan Non Terigu Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Indones J Community Engagem. 2016;02 (01).
20. Muchtadi D. Teknik Evaluasi Nilai Gizi Protein. Bandung: Alfabeta; 2010.
21. Nailis A, Rachim F, Pratiwi R. HUBUNGAN KONSUMSI IKAN TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN. 2017;6 (1):36–45.
22. Muliawati D, Sulistyawati N. PEMBERIAN EKSTRAK MORINGA OLEIFERA SEBAGAI UPAYA PREVENTIF KEJADIAN STUNTING PADA BALITA. J Kesehatan Madani Med. 2019;10 (2):123–31.
23. Irwan Z, Salim A, Adam A, Irwan Z, Salim A, Adam A. PEMBERIAN COOKIES TEPUNG DAUN DAN BIJI KELOR TERHADAP PUSKESMAS TAMPA PADANG. Aceh Nutr J. 2020;2020 (5):45–54.
24. Santi MW, Triwidiarto C, Syahniar TM. Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu dalam Pembuatan PMT Berbahan Dasar Kelor sebagai Upaya Percepatan Pencegahan Stunting. J Ilm Pengemb dan Penerapan IPTEKS. 2020;18 (02):77–89.
25. Syiddatul Budury, Nunik Purwanti AF. EDUKASI TENTANG STUNTING DAN PEMANFAATAN PUDING DAUN KELOR DALAM MENCEGAH STUNTING. [JURNAL Kreat Pengabdi Kpd Masy. 2022;5 (10):3242–9.